Tranding
Saturday, November 15, 2025
Jangan Asal ‘Self Diagnose’, Kondisi Sebenarnya Bisa Tak Tertangani
Kesehatan / September 27, 2023

Jangan Asal ‘Self Diagnose’, Kondisi Sebenarnya Bisa Tak Tertangani

Peningkatan kesadaran hambatan ternyata membawa ‘efek samping’ berbentuk self diagnose. Psikolog beberkan bahaya self diagnose.

Era digital memproduksi akses informasi begitu mudah, termasuk informasi perihal kesehatan mental.

Paparan informasi ini pada satu sisi memperkaya khazanah kesehatan mental. Tapi di dalam dalam sisi lain, hal ini menghasilkan orang berpikir dirinya punya persoalan mirip tanpa memastikannya ke tenaga profesional. Hal ini disebut sebagai fenomena self diagnose.

Psikolog Mira Amir mengatakan, self diagnose dapat menjadi hambatan saat orang berhenti begitu belaka pada apa yang dimaksud dialami. Contohnya, saat seseorang merasa mengalami hambatan mental tapi tak berbuat apa-apa.

“Padahal belum tentu [punya permasalahan mental], ya udah keren. Sementara masih banyak gejala lain belum teratasi. Memang setelah dengan cepat mereka itu itu self diagnose, [seharusnya] tingkat berikutnya tetap ketemu profesional untuk menegaskan apakah iya atau tidak,” kata Mira dalam diskusi Secret at Newsroom: Tiba-tiba Sadar Mental Health yang mana dimaksud tayang Jumat (20/10).

Senada dengan Mira, mental health survivor Yovania Asyifa Jami melihat kesadaran tentang kesehatan mental memang sudah sangat tinggi. Fenomena self diagnose marak ditambah beberapa figur rakyat yang mana mana terbuka akan kondisi kesehatan mentalnya.

Tak cuma self diagnose, menurut perempuan yang mana akrab disapa Yova ini, gangguan kesehatan mental pun dilihat sebagai sesuatu yang dimaksud mana keren.

“Misal nih, oh si Kak Yova punya bipolar, dianggap keren, jadi merek cari via internet, [lalu menemukan] gejalanya mirip banget mirip aku. Mood swing, yang tersebut tadinya happy jadi sedih,” ujarnya.

“Padahal cuma gejala mood swing [sudah dianggap bipolar], itu termasuk self diagnose,” lanjut dia.

Mira pun mengingatkan agar orang memeriksakan diri ke tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater jika memang merasa ada yang dimaksud digunakan salah dengan diri sendiri.

Namun demikian, tak semua mampu tahu kapan dirinya perlu memeriksakan diri ke profesional. Mira membeberkan beberapa tanda Anda membutuhkan bantuan profesional jiwa.

Mira menyarankan agar berkunjung ke tenaga profesional jiwa saat kondisi yang dimaksud dimaksud dialami sudah mengganggu fungsi sehari-hari. Atau, saat orang-orang di area dalam sekitar tak mampu menampung cerita Anda.

Selain itu, ada juga beberapa tanda yang digunakan perlu diperhatikan. Misalnya, lanjut Mira, saat kualitas tidur bermasalah, pola makan berubah, sulit berkonsentrasi, hingga emosi yang mana dimaksud tidaklah terkendali.

“Apalagi kalau sampai ada, biasanya disebut, suicidal thought, pikiran-pikiran ingin mengakhiri hidup. Please segera cek,” katanya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *